“Mbel, menurut lu apa yang sebenarnya kita lakukan di dalam hidup? Menjalani takdir atau menuliskan takdir?”
Aku tertegun sejenak mencermati kata-kata yang baru saja aku katakan. Entah kenapa tiba-tiba kata-kata itu keluar dari mulutku ketika aku dan gembel sedang asik ngobrol -yang tentu saja diselingi curhat-curhat tersembunyi- sembari menyeruput beberapa cangkir kopi. Iya, beberapa. Karena kopi yang sedang aku seruput sekarang ini adalah kopi hitam gelas ketiga dalam rentang waktu satu jam ini.
“Lu sehat kan, dji? Ga gara-gara kebanyakan minum kopi?”, katanya heran.