Dari belakang meja bar tempat aku meracik secangkir kopi, aku memperhatikan seorang wanita cantik yang sedang duduk sendirian di bagian paling ujung meja ini. Meja bar tempat aku bekerja ini memang didesain menghadap ke arah para barista meracik pesanan. Biar pelanggan bisa ngobrol dengan kita, kata Pak Bos.
Hari keempat dalam minggu ini, batinku sembari mengantarkan gelas cafe latte kedua untuk wanita itu.
“Sendirian lagi, Mbak?”
Dia menoleh. “Iya,” balasnya sambil tersenyum simpul. Tapi meskipun tersenyum, aku melihat kesedihan yang mendalam di matanya.